Selasa, 31 Mei 2011

Jinak-Jinak Merpati

JINAK-JINAK MERPATI
KARYA ARMIJN PANE
NASKAH DRAMA
          Nyonya Jaya bercerita kepada nyonya Karyono bahwa suami nyonya Sastrio terpikat kepada Murniati. Demikian pula nyonya Sastrio bercerita kepada nyonya Karyono bahwa suami nyonya Jaya terpikat kepada Murniati yang sering dijuluki Hantu Perempuan. Sementara mereka bercakap-cakap, masuklah nyonya Karyono dengan wajah berseri-seri. Setelah nyonya Karyono masuk, keluar Gayadi, adik nyonya Karyono. Gayadi yang ingin menjadi petani kaya, justru memuji Murniati sebagai wanita yang sopan dan lemah lembut. Gayadi tidak menceritakan kejelekan Murniati.
          Dari percakapan yang saling menyindir tersebut, akhirnya nyonya Jaya dan nyonya Sastrio mengetahui hubungan suami mereka dengan Murniati. Ternyata mereka senasib. Nyonya Karyono menasihati Gayadi agar berhati-hati kepada Murniati.
          Ketika Murniati menerima kedatangan Jaya Brata dan mengatakan bahwa semua laki-laki seperti boneka permainan, mudah didapat dan mudah dibuang, masuklah Sastrio. Tentu saja Sastrio dan Jaya Brata sama-sama terkejut atas pertemuan yang membuka rahasia mereka itu. Berkat kepandaian Murniati, kekakuan suasana itu dapat diatasi. Sementara mereka sedang bercakap-cakap masuklah Darmobroto. Sekali lagi mereka sama-sama kaget, mengapa mereka dapat berjumpa di tempat Murniati, keponakannya.
          Tiba-tiba nyonya Jaya datang menjemput suaminya. Melihat nyonya Jaya, Sastrio pun malu dan pulang bersama mereka. Setelah itu, nyonya Jaya datang lagi untuk berbicara empat mata dengan Murniati. Nyonya Jaya menuduh Muniati mengambil dan memikat suami orang. Atas tuduhan itu, Murniati menyatakan bahwa istri-lah yang sebenarnya bersalah karena tidak dapat membuat suami betah. Dengan rasa kesal, nyonya Jaya Brata pun pergi.
          Subroto, seorang pelaut, menginginkan agar Murniati mau menjadi istrinya namun permintaan itu ditolak Murniati. Kemudian datang Sastrio yang khawatir kalau nyonya Jaya menceritakan hubungannya dengan Murniati kepada istrinya. Murniati mengatakan bahwa nyonya Jaya tidak akan berani menceritakan hal itu kepada nyonya Sastrio karena suaminya pun berhubungan dengan dia. Sastrio membujuk Murniati untuk menjadi istrinya dengan memberi cincin dan uang. Pemberian itu ditolak Murniati dengan alasan ia bukan perempuan murahan. Apalagi setelah tahu bila Sastrio ternyata telah beristri dan mempunyai hubungan dengan Ratminah.
          Murniati merasa gembira setelah Gayadi, kekasihnya, datang. Ia mendambakan Gayadi agar dapat mengambilnya sebagai istri tetapi Gayadi tidak tertarik padanya. Ia berhubungan dengan Murniati hanya untuk menyelamatkan keluarga Sastrio saja. Betapa sedih hati Murniati detelah mengetahui bahwa Gayadi tidak menaruh hati kepadanya. Hati Murniati kembali kecewa kepada Juwita, sahabat lamanya, datang dan meminta bantuan untuk mencari Gayadi, kekasihnya yang ada di kota ini. Tentu saja hal ini ditolak oleh Murniati. Darmo, saudara Murniati, mengetahui kenyataan ini dan ia marah setelah mengetahui Gayadi mempermainkan Murniati.
          Ketika Juwita menyisir rambut di kamar Murniati, tampak olehnya foto Gayadi, kekasihnya. Karena ia merasa tidak dapat mengalahkan Murniati, ia pergi dengan menangis. Di tengah keluarga Karyono datang Jaya Brata bertamu. Kemudian tiba Gayadi dengan keadaan lusuh memikirkan pilihan antara Murniati dan Juwita. Tiba-tiba masuklah Murniati dengan Juwita yang membuat Gayadi terkejut. Gayadi marah dan menuduh Murniati sebagai Hantu Perempuan yang Celaka setelah mengetahui dari nyonya Karyono bahwa Murniati tidak mencintainya. Murniati sedih atas tuduhan itu, karena dalam hatinya tidaklah demikian.
          Timbul ketetapan hati Murniati untuk memilih Subroto yang secara kebetulan tiba. Keduanya berpelukan. Masuk pula Juwita dan Gayadi. Juwita memeluk Murniati dengan gembira karena Murniati telah mau berkorban dan dapat menghubungkan cintanya dengan Gayadi.
Komentar:
          Kumpulan drama ini menyajikan tokoh utama yang memiliki karakter kompleks. Murniati, wanita yang banyak disukai laki-laki, dapat dikatakan sebagai wanita jahat yang suka merebut suami orang. Padahal, Murniati tahu bahwa orang yang mendekatinya bahkan melamarnya untuk menjadikannya istri sudah beristri, namun Murniati tetap saja mau menerima kedekatan mereka.
          Di sisi lain, Murniati juga dapat dianggap orang baik yang rela memberikan kekasihnya kepada sahabatnya, Juwita. Sehingga dapat disimpulkan bila naskah drama ini menyajikan karakter yang kompleks sehingga menarik para pembaca atau penikmat sastra untuk menganalisis lebih jauh bagaimana karakter Murniati, sebagai pemeran utama, yang sesungguhnya. Sayangnya, kekompleksitasan para pemain hanya tertuju kepada peran utama. Seharusnya salah satu tokoh yang lain juga memiliki karakter yang sama kompleksnya dengan tokoh utama. 

Robohnya Surau Kami

    

Judul                          : robohnya surau kami
Pengarang                 : AA.navis
Jumlah halaman       : 114 halaman

Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya AA.Navis ini bercerita tentang kisah tragis matinya seorang Kakek penjaga surau. si Kakek, meninggal dengan menggorok lehernya sendiri setelah mendapat cerita dari Ajo Sidi-si Pembual, tentang Haji Soleh yang masuk neraka walaupun pekerjaan sehari-harinya beribadah di Masjid, persis yang dilakukan oleh si Kakek. Haji Soleh adalah orang yang rajin beribadah, hampir semua ibadah sudah pernah ia laksanakan, dengan tekun. Tapi, saat "hari keputusan", hari ditentukannya manusia masuk surga atau neraka, Haji Soleh malah dimasukkan ke neraka. Tidak terima dengan keputusan itu Haji Solehpun memprotes Tuhan, mungkin dia alpa pikirnya. Tapi, mana mungkin Tuhan alpa, maka dijelaskanlah alasan dia masuk neraka, "kamu tinggal di tanah Indonesia yang mahakaya raya,tapi, engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniyaya semua. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang." Mendengar cerita yang kurang lebih mencerminkan dirinya itu, ia merasa tersindir dan tertekan oleh cerita Ajo Sidi, Kakek memutuskan bunuh diri. Karena ia berpikir nasibnya akan sama dengan haji Soleh.
 
KOMENTAR :
 Robohnya Surau Kami adalah sebuah kumpulan cerpen karya A.A. Navis. Cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 1956, yang menceritakan dialog Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah. Cerpen ini dipandang sebagai salah satu karya monumental dalam dunia sastra Indonesia.
Melalui cerpen Robohnya Surau Kami, tergambar jelas bahwa penulis berusaha menyindir pemerintahan yang tidak becus untuk mengurus negara dan rakyatnya dengan baik. Namun sindiran itu diceritakan secara halus lewat gaya penceritaan yang runtut dan padat. Sehingga tidak berlebihan jika cerpen ini mengungkap tentang moral bangsa saat ini.
Buku Robohnya Surau Kami ini berisi 10 cerpen: Robohnya Surau Kami, Anak Kebanggaan, Nasihat-nasihat, Topi Helm, Datangnya dan Perginya, Pada Pembotakan Terakhir, Angin dari Gunung, Menanti Kelahiran, Penolong, dan Dari Masa ke Masa.
Di dalam setiap cerpennya di buku ini, A.A. Navis menampilkan wajah Indonesia di zamannya dengan penuh kegetiran. Penuh dengan kata-kata satir dan cemoohan akan kekolotan pemikiran manusia Indonesia saat itu - yang masih relevan di masa sekarang ini.