Selasa, 31 Mei 2011

Robohnya Surau Kami

    

Judul                          : robohnya surau kami
Pengarang                 : AA.navis
Jumlah halaman       : 114 halaman

Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya AA.Navis ini bercerita tentang kisah tragis matinya seorang Kakek penjaga surau. si Kakek, meninggal dengan menggorok lehernya sendiri setelah mendapat cerita dari Ajo Sidi-si Pembual, tentang Haji Soleh yang masuk neraka walaupun pekerjaan sehari-harinya beribadah di Masjid, persis yang dilakukan oleh si Kakek. Haji Soleh adalah orang yang rajin beribadah, hampir semua ibadah sudah pernah ia laksanakan, dengan tekun. Tapi, saat "hari keputusan", hari ditentukannya manusia masuk surga atau neraka, Haji Soleh malah dimasukkan ke neraka. Tidak terima dengan keputusan itu Haji Solehpun memprotes Tuhan, mungkin dia alpa pikirnya. Tapi, mana mungkin Tuhan alpa, maka dijelaskanlah alasan dia masuk neraka, "kamu tinggal di tanah Indonesia yang mahakaya raya,tapi, engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniyaya semua. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang." Mendengar cerita yang kurang lebih mencerminkan dirinya itu, ia merasa tersindir dan tertekan oleh cerita Ajo Sidi, Kakek memutuskan bunuh diri. Karena ia berpikir nasibnya akan sama dengan haji Soleh.
 
KOMENTAR :
 Robohnya Surau Kami adalah sebuah kumpulan cerpen karya A.A. Navis. Cerpen ini pertama kali terbit pada tahun 1956, yang menceritakan dialog Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah. Cerpen ini dipandang sebagai salah satu karya monumental dalam dunia sastra Indonesia.
Melalui cerpen Robohnya Surau Kami, tergambar jelas bahwa penulis berusaha menyindir pemerintahan yang tidak becus untuk mengurus negara dan rakyatnya dengan baik. Namun sindiran itu diceritakan secara halus lewat gaya penceritaan yang runtut dan padat. Sehingga tidak berlebihan jika cerpen ini mengungkap tentang moral bangsa saat ini.
Buku Robohnya Surau Kami ini berisi 10 cerpen: Robohnya Surau Kami, Anak Kebanggaan, Nasihat-nasihat, Topi Helm, Datangnya dan Perginya, Pada Pembotakan Terakhir, Angin dari Gunung, Menanti Kelahiran, Penolong, dan Dari Masa ke Masa.
Di dalam setiap cerpennya di buku ini, A.A. Navis menampilkan wajah Indonesia di zamannya dengan penuh kegetiran. Penuh dengan kata-kata satir dan cemoohan akan kekolotan pemikiran manusia Indonesia saat itu - yang masih relevan di masa sekarang ini.

0 komentar:

Posting Komentar